Raissa Az Zahra: Public Speaking Bukan Cuma Banyak Pengalaman Tapi Juga Mental

Kemampuan public speaking yang dimiliki Raissa Az Zahra saat ini, bukan Ia dapat dengan instan. Mahasiswa aktif Program Studi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Angkatan 2020 ini mulai mengasah kemampuannya dengan menjadi moderator dan Master of Ceremony dalam berbagai kegiatan. Raissa pernah menjadi moderator dalam rilis survei nasional Political Weather Station dari Lembaga Survei Nasional. Ia juga pernah menjadi Master of Ceremony dalam Webinar Hari Konsumen Nasional dari Kementerian Perdagangan.

Dalam mengasah kemampuan public speaking-nya, Raissa menerangkan “Semua pengalaman itu tentu saja tidak didapatkan secara instan melainkan dengan belajar dan berproses.”

Seperti hasil studi yang menyatakan bahwa ketakutan terbesar seseorang dalam berbicara di depan publik adalah orang lain. Dengan kata lain, tantangan dalam public speaking adalah menghadapi komentar dari audiens. Tidak peduli bagaimana persiapan sang pembicara, audiens hanya tahu apa yang kita bicarakan di depan publik.

Pada awalnya, Raissa juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, “Judgement adalah suatu hal yang tidak bisa dikontrol. Jadi, untuk orang-orang yang pernah atau sedang di-judge to try thinking inside you that orang-orang yang judge kamu tuh nggak penting, mereka bukan keluarga, sahabat, ataupun orang yang nge-hire kamu. Cobalah untuk tidak menghiraukan mereka. Tetapi judgement can make you stronger kalau kamu bisa menghadapi itu.”

Raissa Az Zahra (dok. Raissa Az Zahra)

Project Officer The 10th Padjadjaran Public Relations Fair 2022 ini memiliki prinsip untuk selalu menerapkan learning by doing dalam hal mengasah kemampuan public speaking. Salah satunya adalah berbincang dengan orang asing atau stranger. Bagi Raissa, ini adalah cara efektif untuk dirinya dalam mengasah kemampuan public speaking.

Raissa juga menuturkan bahwa kemampuan yang patut dimiliki oleh public speaker bukan hanya jam terbang, tetapi juga perlu didukung dengan mental yang kuat. Kedua hal tersebut, jam terbang yang didapat dari pengalaman serta mental harus selalu dilatih dan berjalan beriringan.

Share this: